Surat Kedua (Epilog Tak Bersuara)
Ketika aku menulis surat ini, aku sedang berada di kamar baru. Aku menamakannya Pluto. Kamar ini melukiskan kehidupan baru. Kamar ini biasa saja, dengan cat berwarna pink yang hampir pudar. Kamar ini hanya berbentuk 3x3 meter. Dan aku sudah mengembalikan beberapa barang kerumahku, karena aku rasa, kamar ini tidak akan lama menemaniku. Serta tidak akan cukup waktu untuk memberiku tempat yang nyaman, aman dan tentunya aku sukai dengan sangat. Aku sangat rindu dengan beberapa bunga di kamar lamaku. Merekalah yang selalu menjadi temanku, saat kapanpun aku merasa ada dan tidak ada. Mereka tak pernah bohong. Secuilpun kepadaku. Apapun yang aku lihat, itulah keadaan mereka sebenarnya. Ketika berbunga, maka seperti itulah perasaannya padaku. Aku seringkali membuat mereka marah padaku, jika mereka tak mendapatkan perhatian dariku. Ataupun sedikit siraman air yang mereka butuhkan. Seringkali aku berfikir bahwa aku tak mampu berkata seperti mereka, bunga di kamar lamaku. Dan aku berharap ses