Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

Representasi Pemberitaan Perempuan dalam Media Massa

Bukan sebuah rahasia lagi, jika terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan, berita tersebut menjadi bulan-bulanan media. Media kita masih menjadi media yang sangat menyukai bentuk-bentuk berita yang mengorek-ngorek pribadi individu. Kasus-kasus pribadi menjadi sangat penting dalam headline media, bahkan kasus-kasus tersebut seringkali dijadikan alasan politis untuk kepentingan tertentu. Perempuan korban kekerasan seringkali menjadi objek kekerasan kedua kalinya dalam media untuk melanggengkan bukan hanya kepentingan politis tertentu, namun juga kepentingan media terhadap sebuah pemberitaan. Walaupun seringkali media mencoba menghormati perempuan korban kekerasan terhadap perempuan, misalnya dengan menyembunyikan identitas korban dan menyampaikan deskripsi kronologis kasus dengan singkat, namun cukup banyak media lain justru melakukan kekerasan dengan pengobjekan perempuan korban kekerasan .   Media seringkali bersikap tidak adil kepada korban, bahkan yang lebih naifnya lagi, media be

Draft Raperda, sebuah Perjuangan tiada Henti

Berulang kali kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencuat. Jika Cahaya Perempuan-WCC di tahun 2009 mencatat sekitar 199 kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak korban kekerasan. Besaran jumlah tersebut menjadi representative secara umum, dibutuhkannya sebuah aturan yang jelas bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Jika kasus hilangnya seorang anak yang akhir-akhir ini gempar di berbagi media massa local, menjadi sorotan public. Sementara kasus-kasus kekerasan lainnya muncul secara terus-menerus. Dari keluarnya seorang pelajar perempuan karena dirinya dianggap seorang “perempuan nakal”, padahal pelajar tersebut diperkosa oleh pacarnya sendiri dan terjadi kekerasan dalam pacaran ( dating violence ). Hingga kasus-kasus kekerasan lainnya yang semakin hari semakin memuncak. Ini membuktikan bahwa penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan tidak bisa ditunda lagi.   Ketika Forum PPA BU memperjuangkan Draft Raperda Pencegahan dan Penanganan Kekerasan bagi Pere